Pada artikel leverage forex kita telah membahas mengenai pemanfaatan leverage dan juga istilah-istilah margin yang sangat berkaitan dengan margin trading. Kali ini pembahasan akan banyak berkaitan dengan apakah itu margin trading, dan bagaimana cara menghindari kemungkinan terjadinya peristiwa margin call yang paling ditakuti oleh trader.
Arti dari kata margin
Margin adalah sejumlah uang yang digunakan sebagai jaminan untuk membuka posisi dengan broker, dengan sejumlah uang ini maka broker akan mengijinkan trader mengendalikan dana yang jumlahnya bisa mencapai sebesar 100x lipat dari dana yang dijaminkan.
Asal mula margin trading
Margin trading tidaklah dimulai dari pasar forex, jika rekan trader menelusuri asal mula dari margin trading, maka akan didapatkan praktek margin trading pertama dilakukan pada pasar komoditas.
Kira-kira pada permulaan abad ke 19, para pelaku pasar mulai melakukan perdagangan komoditas seperti kapas, kopi, gandum, dan gula di bursa komoditas.
Hampir seluruh transaksi yang terjadi dilakukan dengan kontrak dan hanya sebagian kecil dengan cash di mana barang fisik dihantarkan langsung. Kontrak ini disebut futures dan memiliki jatuh tempo, ketika jatuh tempo tiba maka pembeli dan penjual wajib untuk menyelesaikan transaksi sesuai dengan kontrak yang dipegang.
Untuk memiliki kontrak futures maka pembeli akan menyetorkan sejumlah uang yang berupa persentase dari nilai kontrak dan sejumlah uang inilah yang disebut margin, umumnya senilai 1%-10% dari nilai kontrak. Akan tetapi tergantung dari seberapa langka barang tersebut, margin yang disetorkan bisa mencapai 100%.
Demikianlah asal mula margin diperkenalkan kepada dunia trading, saat ini aplikasi margin trading sangatlah umum dan banyak dilakukan hampir di seluruh pasar. Contohnya, pasar saham dahulu tidak menyediakan margin trading, namun saat ini trader sudah dapat melakukan margin trading.
Margin trading pada pasar forex
Forex sangat berkaitan dengan margin trading karena hampir seluruh transaksi yang dilakukan dipastikan menggunakan margin. Kecuali jika trader memiliki jumlah dana yang sangat besar <$1,000,000 maka kemungkinan trader ini memerlukan margin untuk membuka atau menutup posisi.
Broker yang teregulasi menyediakan fasilitas margin standar 1:100, hanya dengan deposit dana sebesar $1,000 maka trader dapat mengendalikan dana sebesar $100,000.
Jika hanya menggunakan uang $1,000 tanpa margin maka trader dapat menukarkan $1,000 di money changer menjadi €833.33 ketika EUR/USD berada pada rate 1.2000. Ketika EUR/USD bergerak naik dari 1.2000 menjadi 1.3000, trader memutuskan untuk merealisasikan profitnya kembali ke USD. Dengan nilai tukar tersebut, dia akan memperoleh $1,083.33.
Sekarang coba bayangkan jika trader meminjam margin 10x lipat dari uang yang dimilikinya, maka dia akan mengendalikan $10,000 yang setelah melalui proses tukar pada akhirnya akan memberi keuntungan $833,33. Trader tersebut akan memiliki $1,833.33 dengan proses yang sama.
Hal inilah yang membuat para trader pemula berlomba-lomba untuk menggenjot pemakaian margin sehingga menyebabkan mereka berakhir pada situasi yang tidak diinginkan. Bayangkan jika EUR/USD melemah ke 0.9000, uang $10,000 hanya akan menjadi $7500, broker akan menagih selisih $2,500 kepada trader sehingga trader malah jadi berhutang $1,500 setelah dipotong dana depositnya.
Mengapa menghindari margin trading
Keuntungan yang bisa didapatkan dari margin trading sangat menggiurkan, namun seperti pada artikel yang lainnya, kami menyarankan untuk trader pemula menghindari margin trading sebelum memahami bagaimana cara menggunakannya dengan baik.
Contoh di pembahasan di atas merupakan contoh kegiatan trading di masa lalu, informasi cukup lama diteruskan sehingga harga sudah berubah cukup jauh. Jadi margin trading sangatlah beresiko, seseorang bisa kehilangan lebih besar dari nilai depositnya. Walaupun saat ini margin trading tidak menyebabkan trader kehilangan lebih besar dari depositnya, risiko daripada margin trading tetap menjadi momok bagi mereka yang menggunakan margin lebih dari yang dibutuhkan.
Pada artikel leverage forex kita telah membahas mengenai pemanfaatan leverage dan juga istilah-istilah margin yang sangat berkaitan dengan margin trading. Kali ini pembahasan akan banyak berkaitan dengan apakah itu margin trading, dan bagaimana cara menghindari kemungkinan terjadinya peristiwa margin call yang paling ditakuti oleh trader.
Arti dari kata margin
Margin adalah sejumlah uang yang digunakan sebagai jaminan untuk membuka posisi dengan broker, dengan sejumlah uang ini maka broker akan mengijinkan trader mengendalikan dana yang jumlahnya bisa mencapai sebesar 100x lipat dari dana yang dijaminkan.
Asal mula margin trading
Margin trading tidaklah dimulai dari pasar forex, jika rekan trader menelusuri asal mula dari margin trading, maka akan didapatkan praktek margin trading pertama dilakukan pada pasar komoditas.
Kira-kira pada permulaan abad ke 19, para pelaku pasar mulai melakukan perdagangan komoditas seperti kapas, kopi, gandum, dan gula di bursa komoditas.
Hampir seluruh transaksi yang terjadi dilakukan dengan kontrak dan hanya sebagian kecil dengan cash di mana barang fisik dihantarkan langsung. Kontrak ini disebut futures dan memiliki jatuh tempo, ketika jatuh tempo tiba maka pembeli dan penjual wajib untuk menyelesaikan transaksi sesuai dengan kontrak yang dipegang.
Untuk memiliki kontrak futures maka pembeli akan menyetorkan sejumlah uang yang berupa persentase dari nilai kontrak dan sejumlah uang inilah yang disebut margin, umumnya senilai 1%-10% dari nilai kontrak. Akan tetapi tergantung dari seberapa langka barang tersebut, margin yang disetorkan bisa mencapai 100%.
Demikianlah asal mula margin diperkenalkan kepada dunia trading, saat ini aplikasi margin trading sangatlah umum dan banyak dilakukan hampir di seluruh pasar. Contohnya, pasar saham dahulu tidak menyediakan margin trading, namun saat ini trader sudah dapat melakukan margin trading.
Margin trading pada pasar forex
Forex sangat berkaitan dengan margin trading karena hampir seluruh transaksi yang dilakukan dipastikan menggunakan margin. Kecuali jika trader memiliki jumlah dana yang sangat besar <$1,000,000 maka kemungkinan trader ini memerlukan margin untuk membuka atau menutup posisi.
Broker yang teregulasi menyediakan fasilitas margin standar 1:100, hanya dengan deposit dana sebesar $1,000 maka trader dapat mengendalikan dana sebesar $100,000.
Jika hanya menggunakan uang $1,000 tanpa margin maka trader dapat menukarkan $1,000 di money changer menjadi €833.33 ketika EUR/USD berada pada rate 1.2000. Ketika EUR/USD bergerak naik dari 1.2000 menjadi 1.3000, trader memutuskan untuk merealisasikan profitnya kembali ke USD. Dengan nilai tukar tersebut, dia akan memperoleh $1,083.33.
Sekarang coba bayangkan jika trader meminjam margin 10x lipat dari uang yang dimilikinya, maka dia akan mengendalikan $10,000 yang setelah melalui proses tukar pada akhirnya akan memberi keuntungan $833,33. Trader tersebut akan memiliki $1,833.33 dengan proses yang sama.
Hal inilah yang membuat para trader pemula berlomba-lomba untuk menggenjot pemakaian margin sehingga menyebabkan mereka berakhir pada situasi yang tidak diinginkan. Bayangkan jika EUR/USD melemah ke 0.9000, uang $10,000 hanya akan menjadi $7500, broker akan menagih selisih $2,500 kepada trader sehingga trader malah jadi berhutang $1,500 setelah dipotong dana depositnya.
Mengapa menghindari margin trading
Keuntungan yang bisa didapatkan dari margin trading sangat menggiurkan, namun seperti pada artikel yang lainnya, kami menyarankan untuk trader pemula menghindari margin trading sebelum memahami bagaimana cara menggunakannya dengan baik.
Contoh di pembahasan di atas merupakan contoh kegiatan trading di masa lalu, informasi cukup lama diteruskan sehingga harga sudah berubah cukup jauh. Jadi margin trading sangatlah beresiko, seseorang bisa kehilangan lebih besar dari nilai depositnya. Walaupun saat ini margin trading tidak menyebabkan trader kehilangan lebih besar dari depositnya, risiko daripada margin trading tetap menjadi momok bagi mereka yang menggunakan margin lebih dari yang dibutuhkan.